INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
1.
Instrumen-instrumen kebijakan Moneter
·
Politik Pasar Terbuka
Tindakan menjual dan membeli
surat-surat berharga oleh Bank Sentral. Tindakan ini akan berpengaruh : Menaikkan cadangan bank-bank umum yang
tersangkut dalam transaksi. Sebab dalam pembelian surat berharga misalnya, bank
sentral akan menambahkan cadangan bank umum yang menjual surat berharga
tersebut, yang ada pada bank Sentral. Akibat tambahnya cadangan, maka bank umum
dapat menambah jumlah uang yang beredar (melalui proses penciptaan kredit). Tindakan pembilaan/penjualan surat berharga
akan mempengaruhi harga (dan dengan demikian juga tingak bunga ) surat
berharga. Akibatnya , tingkat bunga umum juga akan terpengaruh.
·
Politik Diskonto
Tindakan untuk mengubah-ubah
tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari
bank sentral. Dengan menaikkan Diskonto, maka ongkos meminjam dana dari bank
sentral akan naik sehingga akan mengurangi keinginan bank untuk meminjam.
Akibatnya, jumlah uang yang beredar dapat ditekan/dikurangi. Dinegara yang
sudah maju, politik diskonto ini juga mempunyai efek pengumuman (announcement
effect), yakni efek yang diimbulkan dari adanya pengumuman (melalui media
massa) tentang tingkat Diskonto. Pengumuman ini akan dipakai oleh masyarakat
sebagai indikasi ketat tidaknya kebujaksanaan moneter pemerintah.
·
Politik perubahan
Cadangan Minimum
Dalam proses
penciptaan kerdit, bahwa perubahan cadangan minimum dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar. Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan, jumlah uang
beredar cendrung naik, dansebaliknya kalau naiknya jumlah uang akan cenderung
turun.
·
Margin Requirement
Digunakan untuk
membatasi penggunaan kredit untuk tujuan-tujuan pembelian surat berharga (yang
biasanya bersifat spekulatif). Caranya, dengan menetapkan jumlah minimum kas
down payment untuk transaksi surat berharga. Misalnya, ditentukan margin
requirement 80% harus dibayar dengan kas dan baru sisanya (20%) boleh dipinjam
dari bank.
·
.
Moral Suasion
Dimaksudnkan untuk
mempengaruhi sikap lembaga moneter dan individu yang bergerak dibidang moneter
dengan pidato-pidato Gubernur Bank Sentral, atau publikasi-publikasi, agar
supaya bersikap seperti yang dikehendaki oleh penguasa moneter.
2.
Mekanisme kebijakan Moneter
Mekanisme transmisi
kebijakan moneter pada dasarnya menggambarkan bagaimana kebijakan moneter yang
ditempuh bank sentral mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan
sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan akhir yang ditetapkan. Secara
spesifik, Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter
adalah “ the process through which monetary policy decisions are transmitted
into changes in real GDP and inflation”. Mekanisme transmisi kebijakan moneter
dimulai dari tindakan bank sentral dengan menggunakan instrument moneter yang berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi
dan keuangan melalui berbagai saluran transmisi
kebijakan moneter, seperti saluran uang, kredit, suku bunga, nilai
tukar, harga asset dan ekspektasi. Di bidang keuangan, kebijakan moneter
berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga, nilai tukar dan harga saham
disamping volume dana masyarakat yang disimpan di bank, kredit yang disalurka
pada dunia usaha serta penanaman dana pada obligasi, saham maupun sekuritas
lainnya. Di sector riil, kebijakan ini berpengaruh pada perkembangan
konsumsi, investasi, ekspor dan impor
sehingga kebijakan moneter ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi maupun inflasi
yang merupakan sasaran akhir kebijakan tersebut. Terjadinya perubahan pada
saluran-saluran transmisi kebijakan moneter tersebut sesuai dengan perkembangan
ekonomi Negara yang bersangkutan.
3.
Instrumen kebijakan Moneter dalam Islam
Secara
mendasar, terdapat beberapa instrumen kebijakan moneter dalam ekonomi Islam,
antara lain :
1. Reserve Ratio
Suatu
presentase tertentu dari simpanan bank yang harus dipegang oleh bank sentral,
misalnya 5 %. Jika bank sentral ingin mengontrol jumlah uang beredar, dapat
menaikkan RR misalnya dari 5 persen menjadi 20 %, yang dampaknya sisa uang yang
ada pada komersial bank menjadi lebih sedikit, begitu sebaliknya.
2. Moral Suassion
Bank
sentral dapat membujuk bank-bank untuk meningkatkan permintaan kredit sebagai
tanggung jawab mereka ketika ekonomi berada dalam keadaan depresi. Dampaknya,
kredit dikucurkan maka uang dapat dipompa ke dalam ekonomi.
3. Lending Ratio
Dalam
ekonomi Islam, tidak ada istilah Lending ( meminjamkan ), lending ratio dalam
hal ini berarti Qardhul Hasan (pinjaman kebaikan).
4. Refinance Ratio
Sejumlah
proporsi dari pinjaman bebas bunga. Ketika refinance ratio meningkat,
pembiayaan yang diberikan meningkat, dan ketika refinance ratio turun, bank
komersial harus hati-hati karena mereka tidak di dorong untuk memberikan
pinjaman.
5. Profit Sharing Ratio
Ratio bagi
keuntungan (profit sharing ratio) harus ditentukan sebelum memulai suatu
bisnis. Bank sentral dapat menggunakan profit sharing ratio sebagai instrumen
moneter, dimana ketika bank sentral ingin meningkatkan jumlah uang beredar,
maka ratio keuntungan untuk nasabah akan ditingkatkan.
6. Islamic Sukuk
Obligasi
pemerintah, di mana ketika terjadi inflasi, pemerintah akan mengeluarkan sukuk
lebih banyak sehingga uang akan mengalir ke bank sentral dan jumlah uang
beredar akan tereduksi. Jadi sukuk memiliki kapasitas untuk menaikkan atau
menurunkan jumlah uang beredar. Government Investment Certificat.
4.
Perbedaan antara konsep konvensional dan islam
Perbedaan
utama kebijakan moneter konvensional dan Islam adalah Islam tidak mengakui
adanya instrumen suku bunga karena jelas dalam Alqur’an riba itu sangat
dilarang atau haram. Hikmah pelarangan riba agar terjadi hubungan partnership
antara pemilik modal dan usaha secara adil.
Sejumlah
instrument kebijakan moneter konvensional menurut sejumlah pakar ekonomi Islam
seperti Reserve Requirement, overall and selecting credit ceiling, moral
suasion and change in monetary base, equity based type of securities masih
dapat digunakan untuk mengontrol uang dan kredit, sepanjang sesuai dengan
prinsip transaksi syariah antara lain adalah Wadiah, Musyarakah, Mudharabah,
Ar-Rahn, maupun Al-Ijarah
Kebijakan
moneter yang dikelola dengan baik akan menghasilkan tingkat perekonomian yang
stabil melalui mekanisme transmisinya pada harga dan output yang pada akhirnya
membawa efek pada variabel-variabel lain seperti tenaga kerja dan pendapatan
negara.
Referensi :